Memahami Makna Persahabatan
Sebuah Refleksi Filosofis Tentang Persahabatan
Mengapa manusia
bersahabat? Sejarah filsafat penuh dengan refleksi soal persahabatan. Dan
karena psikologi adalah anak kandung filsafat, maka ada baiknya kita perlu
mengetahui sebuah refleksi filsofis tentang persahabatan.
Hakekat Persahabatan
Plato, seorang filsuf yang hidup lebih dari 2400 tahun yang lalu. Dapat juga
dikatakan Plato adalah filsuf pertama yang membuka percakapan yang
sifatnya rasional dan sistematis di dalam sejarah pemikiran manusia. Apa
pendapatnya tentang hakekat persahabatan?
Di dalam persahabatan terselip sebuah kata dan konsep luhur yang seringkali
digunakan, namun sulit sekali untuk dipahami; cinta. Dapat pula
dikatakan pendapat Plato tentang persahabatan terkait dengan pendapatnya soal
cinta. Apa itu cinta? Menjawab pertanyaan itu Plato memperkenalkan tiga konsep; philia,
eros, dan agape.
Secara singkat philia dan eros adalah jenis
cinta yang masih berfokus pada kualitas orang yang dicintai.
Misalnya saya mencintai kamu, karena kamu ganteng, cantik, pintar, dan
sebagainya. Jadi tindak mencinta (termasuk bersahabat) muncul, karena orang
yang dicintai memiliki kelebihan tertentu. Eros biasanya
terkait dengan cinta yang melibatkan nafsu seksual. Eros dengan
mudah ditemukan pada pasangan yang tengah bercinta.
Sementara philia adalah cinta antar saudara, teman, sahabat,
rekan kerja, ataupun cinta terhadap orang-orang yang berasal dari bangsa maupun
suku yang sama. Ciri khas philia dan eros adalah,
bahwa keduanya hancur, ketika orang yang kita cintai (termasuk
sahabat) tidak lagi menjadi seperti yang kita inginkan.
Bagi Plato tingkat cinta tertinggi adalah agape, yakni cinta yang
tidak lagi berfokus pada keunggulan ataupun kehebatan orang yang dicintai,
melainkan justru ingin mengembangkan orang yang dicintai untuk
mempunyai keunggulan yang sebelumnya tidak ada. Dengan kata lain cinta agape adalah
cinta yangmembangun. Orientasi utama agape bukanlah
kepentingan dan kepuasan diri, melainkan kepentingan dan perkembangan orang
yang dicintai. Dengan mudah kita menemukan cinta ini pada ibu yang merawat
anaknya dengan penuh kasih sayang, dan seorang suami yang dengan setia dan
tulus mencintai istri dan anaknya.
Alasan Persahabatan
Dengan filsafatnya tentang cinta (yang memang menjadi dasar kokoh untuk
persahabatan), Plato tetap tidak menjawab pertanyaan mengapa manusia
bersahabat. Ia menjelaskan hakekat persahabatan, namun tidak menjelaskan alasan
mengapa orang bersahabat. Muridnya yang bernama Aristoteleslah yang akan
menjawab pertanyaan ini. Uraiannya tentang persahabatan terdapat di dalam
bukunya yang legendaris,Nicomachean Ethics.
Menurut Aristoteles ada tiga alasan orang menjalin persahabatan, yakni
kenikmatan (hedonic/pleasure), kegunaan (utility), dan keutamaan
(arete/virtue). Artinya sederhana saya bersahabat dengan anda, karena
anda memberikan saya kenikmatan (pleasure), seperti
bisa diajak diskusi, pintar, suka berbagi ilmu, suka mentraktir saya, suka
berpetualang bersama (untuk yang suka jalan-jalan), atau suka membelikan saya
barang-barang mewah. Alasan lainnya adalah bahwa saya bersahabat dengan anda,
karena anda berguna untuk saya. Ketika menjelang ujian anda
mau membagikan ilmu dengan diskusi, atau dengan berteman dengan anda, saya
memiliki koneksi lebih banyak, serta motif-motif ‘berguna’ lainnya. Dan alasan
ketiga adalah, saya bersahabat dengan anda, karena anda adalah orang yang
memiliki keutamaan, seperti anda rendah hati, murah hati,
sabar, penyayang, dan sebagainya.
Dari pemaparan di atas dapatlah disimpulkan, bahwa bagi Aristoteles
persahabatan tidak pernah sungguh-sungguh murni, karena selalu
diwarnai motif-motif di balik persahabatan itu. Namun begitu tidak berarti
persahabatan lalu menjadi ternoda. Justru di dalam konsep persahabatan sudah
selalu terkandung konsep ‘motif’, yakni motif kenikmatan, kegunaan, dan
keutamaan. Persahabatan dan motif tidaklah bisa dipisahkan.
Saat ini
kalian berada di salah satu momen terpenting di dalam hidup
kalian, yakni kalian memasuki bangku kuliah untuk menuntut ilmu dan menjadi
bijaksana di dalam kehidupan. Kunci sukses terpenting (berdasarkan pemaparan
ini) di dalam dunia perkuliahan (dan juga di dalam kehidupan) adalah persahabatan,
dan bagaimana mengelola persahabatan itu. Dari Plato kita semua bisa
belajar untuk memiliki cinta konstruktif kepada orang yang
kita cintai (termasuk sahabat kita), yakni cinta yang membangun dan
mengembangkan. Dari Aristoteles kita bisa belajar untuk memiliki cinta
yang berkeutamaan, yakni cinta yang mau belajar untuk menjadi orang yang
berkeutamaan (rendah hati, jujur, sabar, murah hati, rajin) dari orang yang
kita cintai.
Cinta yang membangun (agape), dan cinta yang mau belajar untuk
berkeutamaan (virtue), adalah kunci sukses kehidupan.
Bentuklah pemikiran seperti ini sedari awal, maka segalanya (termasuk harta,
kuasa, dan kebahagiaan sejati) akan ditambahkan kepadamu. Have faith
and have hope (yakin dan berharaplah).
Just
Sharing and Give a Meaning to the Life
Cinta yang membangun...Agape...artikel tentang persahabatan,,
BalasHapus